waktu

Senin, 09 Februari 2015

obat keras

Farmakologi – Macam-macam Obat Keras

Standar
Lambang Obat Keras
BIROPYRON®
Kaplet Salut Selaput
KOMPOSISI :
Tiap Kaplet salut selaput mengandung :
Methampyrone ……………………………….. 500 mg
Thiamine HCL …………………………………..   50 mg
Pyridocine HCL ………………………………… 100 mg
Cyanocobalamine ……………………………. 100 mcg
INDIKASI :
Meringankan rasa sakit yang disebabkan oleh neuritis dan neuralgia.

KONTRA INDIKASI :
  • Penderita hipersensitif
  • Wanita hamil dan menyusui
  • Penderita dengan tekanan darah sistolik <100 mm Hg

EFEK SAMPING :
Reaksi hipersensitif pada kulit, misalnya kemerahan dan agranulositosis.

DOSIS :
1 kaplet 3 x sehari.

PERINGATAN DAN PERHATIAN :
  • Tidak untuk mengobati sakit otot pada gejala-gejala flu dan tidak untuk mengobati rematik, lumbago, sakit punggung, bursitis, sindroma bahu lengan.
  • Karena dapat menimbulkan agranulositosis dan berakibat fatal, maka sebaiknya tidak digunakan dalam waktu panjang dan terus menerus.
  • Hati-hati pada penderita yang pernah mengalami gangguan pembentukan darah/ kelainan darah, gangguan fungsi hati atau ginjal dan darah pada penggunaan yang lebih lama dari penggunaan untuk mengatasi rasa sakit akut.
  • Pada pemakaian jangka lama dapat timbul sindrom neuropathy yang akan berangsur hilang bila pengobatan dihentikan.
KEMASAN :
Dus isi 10 Strip @ 10 Kaplet
No. Reg. DKL 0231406809A2
Botol isi 1.000 Kaplet
No. Reg. DKL0231406809A1
SIMPAN PADA SUHU KAMAR (25-30)°C
DAN TERLINDUNG DARI CAHAYA

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

BMF
PT. BIMA MITRA FARMA
TANGERANG – INDONESIA
 Lambang Obat Keras
DEXTEEM PLUS TABLET
DEXCHLORPHENIRAMINE MALEATE,
DEXAMETHASONE

KOMPOSISI :
Tiap tablet Dexteem Plus mengandung :
Dexchlorpheniramine Maleat                       2    mg
Dexamethasone Micronized                         0,5 mg
FARMAKOLOGI :
Dexteem Plus merupakan kombinasi Dexchlorpheniramine Maleat dengan Dexamethasone yang mempunyai daya anti inflamasi antiallergi dan antihistamin.
  • Dexchlorpheniramine Maleat merupakan suatu antihistamin yang bekerja dengan cara menghambat pelepasan histamin dan mediator-mediator inflamatory yang lain dari mast cells dan Basofil.
  • Dexamethasone merupakan suatu kortikosteroid yang bekerja dengan mempengaruhi kecepatan sintesis protein. Molekul hormon memasuki sel jaringan yang responsif melalui membran plasma secara difusi pasif, kemudian bereaksi dengan reseptor protein yang spesifik dalam sitoplasma sel jaringan dan membentuk kompleks reseptor-streroid, kompleks ini mengalami perubahan konformasi, lalu bergerak menuju nukleus dan berikatan dengan kromatin. Ikatan ini menstimulasi transkripsi RNA dan sintesis protein spesifik. Induksi sintesis protein ini merupakan perantara efek fisiologik steroid.
INDIKASI :
Dexteem Plus berguna untuk mengatasi :
  • Kasus alergi dimana diperlukan terapi dengan kortikosteroid.
KONTRA INDIKASI :
  • Penderita yang hipersensitif terhadap komponen dalam Dexteem Plus atau obat-obat dengan struktur kimia yang serupa.
  • Bayi yang baru lahir dan prematur.
  • Penderita dengan infeksi jamur sistemik.
  • Penderita yang sedang mengalami terapi penghambat monoamine oksidase (MAO).
  • Penderita tukak lambung aktif, Herpes simplex pada mata.
DOSIS :
Dewasa dan anak diatas 12 tahun: Dosis awal 1 tablet setiap 4-6 jam sehari sesudah makan dan sebelum tidur.
EFEK SAMPING :
  • Seperti halnya kortikosteroid lainnya a.l. gangguan keseimbangan elektriolit, muskuloskeletal, opthalmik, metabolik dan psikiatrik, dermatologik, endokrin dan saluran pencernaan.
  • Seperti halnya antihistamin lainnya a.l. rasa kantuk yang ringan, mulut, hidung dan tenggorokan kering, retensi urinaria, gangguan gastrointestinal, sedasi, dizziness dan vertigo.
PERHATIAN/ PERINGATAN :
  • Hati-hati bila digunakan pada penderita glaucoma, riwayat tukak lambung yang aktif atau kronis, hipertensi, osteoporosis, miastenia gravis, epilepsi, payah jantung, penderita dengan riwayat ulceratif kolitis, prostatism.
  • Bila diberikan pada penderita diabetes perlu penyesuaian dosis dari obat anti diabetik.
  • Dexamethasone dapat menambah napsu makan sehingga dapat menambah berat badan.
  • Hati-hati bila digunakan pada penderita yan melakukan aktivitas yang memerlukan kewaspadaan, karena dapat menimbulkan rasa kantuk.
  • Pemakaian bersama alkohol, antidepresan trisiklik; barbiturat atau depresan SSP lainnya dapat mempotensiasi efek sedasi dari Dexteem Plus.
  • Tidak dianjurkan pemakaian pada wanita hamil dan menyusui karena keamanannya belum diketahui dengan pasti.
  • Pada penggunaan jangka panjang hindari penghentian secara tiba-tiba.
  • Pemakaian obat ini dapat menekan gejala-gejala klinis dari suatu penyakit.
INTERAKSI OBAT :
  • Pemakaian bersama antikoagulan dapat menaikkan atau menurunkan waktu protrombin. Dengan diuretik pendepresi kalium dapat meningkatkan resiko hipokalemia.
  • Pemakaian bersama-sama dengan :
–          Rifampicin, karbamazepin, fenobarbital, fenitoin, primidon, aminoglutetimid, barbital, mempercepat metabolisme dari kortikosteroid, (menurunkan efek).
–          Antidiabetik : antagonis terhadap efek hipoglikemia.
–          Pemakaian kortikosteroid dosis tinggi dengan fenoterol, pirbuterol, reproterol, rimiterol, ritodril, salbutamol.
–          Antihipertensi : antagonis terhadap efek hipotensi.

CARA PENYIMPANAN :
Simpan pada suhu di bawah 30° C, terlindung dari cahaya.

Kemasan : Botol berisi 500 tablet.
Doos berisi 10 strip @ 10 tablet.
No. Reg. : DKL 9306409410 A1
HARUS DENGAN RESEP DOKTER.

PT. ERLIMPEX
Semarang – Indonesia
1006.1701/M01-02
 Lambang Obat Keras
NOPERTEN®
Tablet

Komposisi :
NOPERTEN®  5 mg
Tiap tablet mengandung :
Lisinopril                               5 mg
NOPERTEN®  10 mg
Tiap tablet mengandung :
Lisinopril                               10 mg
FARMAKOLOGI :
Lisinopril adalah penghambat Angiotensin Converting Enzyme (ACE) dan penghambat angiotensis II, suatu vasokonstriktor yang kuat.
Lisinopril mengatur mekanisme fisiologik yang spesifik, yakni sistem renin-angiotensin-aldosteron, yang berperan dalam pengaturan tekanan darah. Awal kerjanya mulai dalam waktu 2 jam setelah pemberian per oral, efek puncak tercapai kerjanya mulai dalam waktu 2 jam setelah pemberian per oral, efek puncak tercapai 7 jam setelah dosis per oral dan efek berlanjut selama 24 jam setelah dosis tunggal harian.
Data memperlihatkan efeknya tidak lenyap selama terapi jangka lama. Peninggian tekanan darah secara tiba-tiba tidak terjadi bila pengobatan dengan penghambatan ACE dihentikan secara mendadak.
Penderita payah jantung kongestif yang diobati dengan lisinopril mendapat keuntungan khususnya dari pengurangan beban hulu (pre load) dan beban hilir (after load) dari jantung, yang terlibat sebagai peningkatan curah jantung, tanpa disertai refleks takikardia.
Lisinopril tidak ada dan diekskresikan dalam bentuk yang tidak berubah/ ke dalam urin.
Lisinopril memperkecil kemungkinan timbulnya hipokalemia dan hiperurisemia akibat pemakaian tiazid.
INDIKASI :
NOPERTEN® adalah penghambat Angiotensin Converting Enzyme yang diindikasikan untuk :
  • Pengobatan hipertensi tingkat sedang hingga berat. Dapat digunakan sendiri atau bersama dengan obat antihipertensi lain.
  • Pengobatan payah jantung kongesif sebagai terapi tambahan disamping diuretik, dan bila perlu dengan digitalis.

KONTRAINDIKASI :
NOPERTEN® tidak boleh diberikan pada orang yang sensitif terhadap lisinopril. Pada penderita yang secara historis dapat menyebabkan angioedema sebagai akibat pengobatan sebelumnya dengan obat penghambat Angiotensin Converting Enzym.

DOSIS :
Dewasa
  • Hipertensi :
Dosis awal, oral 10 mg sekali sehari.
Dosis pemeliharaan, oral 10-20 mg sekali sehari.
Dosis ini dapat ditingkatkan sesuai dengan respon klinisnya maksimum 40 mg sehari.
Bila penderita diobati dengan diuretik, terapi dapat dimulai setelah diuretik dihentikan selama 2-3 hari.
Pada penderita yang pemberian diuretiknya tidak dapat dihentikan dianjurkan dengan memberi dosis awal lisinopril 5 mg.
Penderita hipertensi renovaskular dapat memperlihatkan respon yang berlebihan terhadap lisinopril. Sebab itu dianjurkan dosis awal 1,5-5 mg kemudian dapat disesuaikan dengan respon tekanan darahnya.
  • Payah jantung kongestif :
Dosis awal, oral 2,5 mg per hati, dosis dapat disesuaikan dengan respon klinisnya.
Dosis pemeliharaan , oral 5-20 mg diberikan sekali sehari dalam dosis tunggal.
Dosis pada penderita insufisisensi ginjal, berdasarkan bersihan kreatinin :
Bersihan kreatinin
Dosis Awal
< 70 > 30 ml/menit
5-10 mg/hari
< 30 > 10 ml/menit
2,5-5 mg/hari
< 10 ml/menit
2,5 mg/hari
(Termasuk penderita yang sedang didialisa).
  • Besar dosis dan atau frekuensi pemberian harus disesuaikan dengan besarnya respon penurunan tekanan darah.
Anak-anak :
Tidak dianjurkan penggunaannya pada anak-anak.
EFEK SAMPING :
  • Hipotensis dapat muncul menyertai ACE inhibitor, kelihatannya ini muncul pada kelompok tertentu.
  • Oedema angioneurotik pada muka, tungkai, bibir, lidah, glottis dan/atau larynx pernah dilaporkan walaupun jarang, pada penderita yang diobati dengan ACE inhibitor, termasuk lisinopril. Pada kasus-kasus seperti itu, NOPERTEN® harus dihentikan segera dan penderita diperhatikan secara cermat sampai pmbengkakan hilang. Pada kasus-kasus dimana pembengkakakn berlanjut ke muka dan bibir pada umunya keadaan ini mereda sendiri tanpa pengobatan, walaupun antihistamin juga berguna untuk meringankan gejala.
  • Oedema angioneurotik yang disertai oederma larynx dapat mematikan. Bila ada keterlibatan lidah, glottis atau larynx dapat mematikan. Saluran udara, adrenalin 1:1000 (0,3-0,5 ml) yang diberikan secara subkutan harus segera diberikan, begitu pula terapi lain yang diperlukan.
  • Reaksi hipersensitivitas lain yang mencakup urtikaria telah dilaporkan. Secara keseluruhan, melalui uji klinik, terbukti NOPERTEN® dapat diteria dengan baik oleh penderita.
Efek samping umumnya ringan dan bersifat sepintas. Pusing, sakit kepala, letih dan diare, batuk, nausea, ruam kulit, palpitasi, ortostatik, nyeri dada dan lelah telah dilaporkan, walaupun tidak sering. Infark myocard atau gangguan sirkulasi serebrovaskular yang mungkin teradi sebagai akibat dari hipotensi yang berlebihan pada penderita dengan resiko tinggi.
  • Takikardia.
  • Nyeri abdomen, mulut kering, hepatoseluler atau kolestatik ikterus.
  • Perubahan suasana perasaan (mood).
  • Perasaan bingung (mental confusion).
  • Diaforesis.
  • Uremia, oliguria, anuria, disfungsi ginjal, gagal ginjal akut, impoten.
  • Suatu komplek gejala telah dilaporkan meliputi: demam, vaskulitis, mialgia, atralgia/ arthtritis, eosinofilia dan lekositosis.PERINGATAN DAN PERHATIAN :
    • Pada penderita dengan volume cairannya sudah terkuras oleh diuretik, diet rendah garam, dialisis, diare atau muntah, karena pada penderita ini dapat timbul gejala hipotensi pada dosis awal NOPERTEN®.
    • Pada penderita payah jantung kongestif dengan tekanan darah normal atau rendah, karena pemberian NOPERTEN®dapat menimbulkan penurunan tekanan darah lebih lanjut. bila hipotensi tersebut menimbulkan keluhan perlu dilakukan pengurangan dosis atau penghentian NOPERTEN®.
    • Belum ada penelitian penggunaan pada wanita hamil dan anak-anak.
    • Morbiditas dan mortalitas pada fetus dan neonatus.
    Pemakaian obat penghambat ACE pada kehamilan dapat menyebabkan gangguan/ kelainan organ pada fetus atau neonatus, bahkan dapat menyebabkan kematian fetus dan neonatus.
    Apabila pada pemakaian obat ini ternyata wanita itu hamil, maka pemakaian obat harus segara di hentikan.
    • pada kehamilan trisemester II dan III dapat menimbulkan antara lain hipotensi, hipoplasia-tengkorak neonatus, anuria, gagal ginjal reversibel atau irreversibel dan kematian. Juga dapat terjadi oligohidramnion, deformasi kranio fasial, perkembangan retardasi, intrauteri, paten duktus arteriosus.
    • Bayi dengan riwayat dimana selama didalam kandungan ibunya mendapat pengobatan penghambat ACE harus diobservasi intensif tentang kemungkinan terjadi hipotensi, oliguria dan hiperkalemia.
    • Hati-hati pemberian pada ibu menyusui.
    • Bila di berikan bersama diuretik, kadang terjadi hipotensi berlebihan.
    INTERAKSI OBAT :
    Bila diberikan bersama diuretik yang boros kalium cinderung terjadi hipokalemia. Jangan diberikan bersama antiinflamasi analgetik non steroid terutama indometasin karena dapat mengurangi khasiat antihipertensi dari NOPERTEN®. Jangan diberikan pada penderita gagal ginjal karena lisinopril dapat menaikkan kadar kalium plasma.
    Pemberian NOPERTEN® bersama suplemen kalium atau diuretik hemat kalium tidak dianjurkan, terutama pada penderita gangguan fungsi ginjal, karena dapat berakibat pada peningkatan kadar kalium serum yang nyata.
    KEMASAN DAN NOMOR REGISTRASI :
    NOPERTEN®   5 mg : Kotak, 5 strip @ 6 tablet, DKL9305012510A1
    NOPERTEN® 10 mg : Kotak, 5 strip @ 6 tablet, DKL9305012510A2
    HARUS DENGAN RESEP DOKTER
    SIMPAN PADA SUHU DI BAWAH 30°C, TERLINDUNG DARI CAHAYA.

Macam-Macam Antibiotik

obat antibiotics

Obat AntiBiotik & Fungsinya

Assalamu alaikum,
Mau tanya dok?
Apa perbedaan antibiotik:
- amoxicillin
- ciprofloxacin
- cefixime
- metronidazole
Dan apa fungsi masing-masing.
Trim’s
Jawaban:
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh.
Terima kasih atas pertanyaan yang Saudara berikan kepada kami.
Obat antibiotik merupakan jenis obat antibakterial dan memiliki beragam jenis dan fungsi. Sedikit yang dapat kami paparkan mengenai jenis-jenis antibiotik yang ditanyakan adalah:
– Amoksisilin, berasal dari kelas obat penisilin. Secara umum, antibiotik ini berspektrum luas, yakni berfungsi untuk mengobati infeksi bakteri gram positif dan gram negatif. Tergantung dari jenis bakterinya, amoksisilin banyak digunakan antara lain untuk terapi infeksi saluran pernafasan bawah, infeksi telinga-hidung-tenggorokan, saluran kemih, gonorrhea, peradangan lambung akibat infeksi bakteri H.pylori, infeksi kulit dan organ pendukungnya, antraks, klamidia, dan penyakit Lyme.
– Ciprofloxacin, berasal dari kelas obat fluoroquinolon. Juga merupakan antibiotik spektrum luas. Penggunaanya biasanya ditujukan untuk mengatasi infeksi yang lebih serius. Ciprofloxacin antara lain digunakan untuk infeksi organ dalam perut (intra abdomen), infeksi tulang dan sendi, infeksi gonokokkus pada uretra dan leher rahim, infeksi saluran nafas bawah, infeksi kulit dan organ pendukungnya, infeksi saluran kemih, diare infeksius, dan pneumonia nosokomial (didapat saat perawatan di rumah sakit).
– Cefixime, berasal dari kelas obat cephalosphorin, generasi ketiga. Juga merupakan antibiotik spektrum luas. Beberapa kondisi dimana cefixime menjadi pilihan terapi antara lain bronkitis akut, pemburukan pada bronkitis kronis, penyakit menular seksual, gonorrhea tanpa komplikasi, peradangan pada tonsil dan faring, infeksi saluran kemih tanpa komplikasi.
– Metronidazole, memiliki sifat antibakteri juga antiprotozoa seperti amoeba dan trikomonas. Obat ini efektif melawan infeksi bakteri anaerob obligat, seperti pada infeksi bakteri di daerah vagina, infeksi menular seksual, infeksi panggul bagian dalam (pelvis), infeksi di daerah usus besar dan rektum paska operasi, infeksi uretra non gonorrhea, maupun infeksi jaringan lunak dalam tubuh lainnya.
Meskipun sama-sama memiliki spektrum terapi yang luas, namun pemilihan jenis obat yang mana yang akan digunakan untuk suatu penyakit, masih perlu mempertimbangkan faktor lain, seperti keadaan pasien, kerentanan jenis bakteri yang menginfeksi terhadap antibiotik-antibiotik yang ada, ada tidaknya kontraindikasi pada pasien, rekomendasi ahli, dsb.
Semoga bermanfaat.