waktu

Senin, 30 Maret 2015

(Macam-Macam Cairan Infus)

INFUS CAIRAN INTRAVENA (Macam-Macam Cairan Infus)


Infus cairan intravena (intravenous fluids infusion) adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh, melalui sebuah jarum, ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh.
Secara umum, keadaan-keadaan yang dapat memerlukan pemberian cairan infus adalah:
  1. Perdarahan dalam jumlah banyak (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah)
  2. Trauma abdomen (perut) berat (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah)
  3. Fraktur (patah tulang), khususnya di pelvis (panggul) dan femur (paha) (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah)
  4. “Serangan panas” (heat stroke) (kehilangan cairan tubuh pada dehidrasi)
  5. Diare dan demam (mengakibatkan dehidrasi)
  6. Luka bakar luas (kehilangan banyak cairan tubuh)
  7. Semua trauma kepala, dada, dan tulang punggung (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah)
Indikasi pemberian obat melalui jalur intravena antara lain:
  1. Pada seseorang dengan penyakit berat, pemberian obat melalui intravena langsung masuk ke dalam jalur peredaran darah. Misalnya pada kasus infeksi bakteri dalam peredaran darah (sepsis). Sehingga memberikan keuntungan lebih dibandingkan memberikan obat oral. Namun sering terjadi, meskipun pemberian antibiotika intravena hanya diindikasikan pada infeksi serius, rumah sakit memberikan antibiotika jenis ini tanpa melihat derajat infeksi. Antibiotika oral (dimakan biasa melalui mulut) pada kebanyakan pasien dirawat di RS dengan infeksi bakteri, sama efektifnya dengan antibiotika intravena, dan lebih menguntungkan dari segi kemudahan administrasi RS, biaya perawatan, dan lamanya perawatan.
  2. Obat tersebut memiliki bioavailabilitas oral (efektivitas dalam darah jika dimasukkan melalui mulut) yang terbatas. Atau hanya tersedia dalam sediaan intravena (sebagai obat suntik). Misalnya antibiotika golongan aminoglikosida yang susunan kimiawinya “polications” dan sangat polar, sehingga tidak dapat diserap melalui jalur gastrointestinal (di usus hingga sampai masuk ke dalam darah). Maka harus dimasukkan ke dalam pembuluh darah langsung.
  3. Pasien tidak dapat minum obat karena muntah, atau memang tidak dapat menelan obat (ada sumbatan di saluran cerna atas). Pada keadaan seperti ini, perlu dipertimbangkan pemberian melalui jalur lain seperti rektal (anus), sublingual (di bawah lidah), subkutan (di bawah kulit), dan intramuskular (disuntikkan di otot).
  4. Kesadaran menurun dan berisiko terjadi aspirasi (tersedak—obat masuk ke pernapasan), sehingga pemberian melalui jalur lain dipertimbangkan.
  5. Kadar puncak obat dalam darah perlu segera dicapai, sehingga diberikan melalui injeksi bolus (suntikan langsung ke pembuluh balik/vena). Peningkatan cepat konsentrasi obat dalam darah tercapai. Misalnya pada orang yang mengalami hipoglikemia berat dan mengancam nyawa, pada penderita diabetes mellitus. Alasan ini juga sering digunakan untuk pemberian antibiotika melalui infus/suntikan, namun perlu diingat bahwa banyak antibiotika memiliki bioavalaibilitas oral yang baik, dan mampu mencapai kadar adekuat dalam darah untuk membunuh bakteri.
Indikasi Pemasangan Infus melalui Jalur Pembuluh Darah Vena (Peripheral Venous Cannulation)
  1. Pemberian cairan intravena (intravenous fluids).
  2. Pemberian nutrisi parenteral (langsung masuk ke dalam darah) dalam jumlah terbatas.
  3. Pemberian kantong darah dan produk darah.
  4. Pemberian obat yang terus-menerus (kontinyu).
  5. Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (misalnya pada operasi besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus intravena untuk persiapan jika terjadi syok, juga untuk memudahkan pemberian obat)
  6. Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya risiko dehidrasi (kekurangan cairan) dan syok (mengancam nyawa), sebelum pembuluh darah kolaps (tidak teraba), sehingga tidak dapat dipasang jalur infus.
Kontraindikasi dan Peringatan pada Pemasangan Infus Melalui Jalur Pembuluh Darah Vena
  1. Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) dan infeksi di lokasi pemasangan infus.
  2. Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan digunakan untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada tindakan hemodialisis (cuci darah).
  3. Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang aliran darahnya lambat (misalnya pembuluh vena di tungkai dan kaki).
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi dalam pemasangan infus:
  1. Hematoma, yakni darah mengumpul dalam jaringan tubuh akibat pecahnya pembuluh darah arteri vena, atau kapiler, terjadi akibat penekanan yang kurang tepat saat memasukkan jarum, atau “tusukan” berulang pada pembuluh darah.
  2. Infiltrasi, yakni masuknya cairan infus ke dalam jaringan sekitar (bukan pembuluh darah), terjadi akibat ujung jarum infus melewati pembuluh darah.
  3. Tromboflebitis, atau bengkak (inflamasi) pada pembuluh vena, terjadi akibat infus yang dipasang tidak dipantau secara ketat dan benar.
  4. Emboli udara, yakni masuknya udara ke dalam sirkulasi darah, terjadi akibat masuknya udara yang ada dalam cairan infus ke dalam pembuluh darah.
Komplikasi yang dapat terjadi dalam pemberian cairan melalui infus:
• Rasa perih/sakit
• Reaksi alergi
Jenis Cairan Infus:

  1. Cairan hipotonik: osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (konsentrasi ion Na+ lebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut dalam serum, dan menurunkan osmolaritas serum. Maka cairan “ditarik” dari dalam pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan berpindah dari osmolaritas rendah ke osmolaritas tinggi), sampai akhirnya mengisi sel-sel yang dituju. Digunakan pada keadaan sel “mengalami” dehidrasi, misalnya pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada pasien hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) dengan ketoasidosis diabetik. Komplikasi yang membahayakan adalah perpindahan tiba-tiba cairan dari dalam pembuluh darah ke sel, menyebabkan kolaps kardiovaskular dan peningkatan tekanan intrakranial (dalam otak) pada beberapa orang. Contohnya adalah NaCl 45% dan Dekstrosa 2,5%.
  2. Cairan Isotonik: osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair dari komponen darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah. Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah terus menurun). Memiliki risiko terjadinya overload (kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif dan hipertensi. Contohnya adalah cairan Ringer-Laktat (RL), dan normal saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).
  3. Cairan hipertonik: osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga “menarik” cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Mampu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urin, dan mengurangi edema (bengkak). Penggunaannya kontradiktif dengan cairan hipotonik. Misalnya Dextrose 5%, NaCl 45% hipertonik, Dextrose 5%+Ringer-Lactate, Dextrose 5%+NaCl 0,9%, produk darah (darah), dan albumin.
Pembagian cairan lain adalah berdasarkan kelompoknya:
  1. Kristaloid: bersifat isotonik, maka efektif dalam mengisi sejumlah volume cairan (volume expanders) ke dalam pembuluh darah dalam waktu yang singkat, dan berguna pada pasien yang memerlukan cairan segera. Misalnya Ringer-Laktat dan garam fisiologis.
  2. Koloid: ukuran molekulnya (biasanya protein) cukup besar sehingga tidak akan keluar dari membran kapiler, dan tetap berada dalam pembuluh darah, maka sifatnya hipertonik, dan dapat menarik cairan dari luar pembuluh darah. Contohnya adalah albumin dan steroid.


JENIS-JENIS CAIRAN INFUS
ASERING
Indikasi:
Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi: gastroenteritis akut, demam berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat, trauma.
Komposisi:
Setiap liter asering mengandung:
  • Na 130 mEq
  • K 4 mEq
  • Cl 109 mEq
  • Ca 3 mEq
  • Asetat (garam) 28 mEq
Keunggulan:
  1. Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir pada pasien yang mengalami gangguan hati
  2. Pada pemberian sebelum operasi sesar, RA mengatasi asidosis laktat lebih baik dibanding RL pada neonatus
  3. Pada kasus bedah, asetat dapat mempertahankan suhu tubuh sentral pada anestesi dengan isofluran
  4. Mempunyai efek vasodilator
  5. Pada kasus stroke akut, penambahan MgSO4 20 % sebanyak 10 ml pada 1000 ml RA, dapat meningkatkan tonisitas larutan infus sehingga memperkecil risiko memperburuk edema serebral
KA-EN 1B

Indikasi:
  1. Sebagai larutan awal bila status elektrolit pasien belum diketahui, misal pada kasus emergensi (dehidrasi karena asupan oral tidak memadai, demam)
  2. < 24 jam pasca operasi
  3. Dosis lazim 500-1000 ml untuk sekali pemberian secara IV. Kecepatan sebaiknya 300-500 ml/jam (dewasa) dan 50-100 ml/jam pada anak-anak
  4. Bayi prematur atau bayi baru lahir, sebaiknya tidak diberikan lebih dari 100 ml/jam
KA-EN 3A & KA-EN 3B
Indikasi:
  1. Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan oral terbatas
  2. Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)
  3. Mensuplai kalium sebesar 10 mEq/L untuk KA-EN 3A
  4. Mensuplai kalium sebesar 20 mEq/L untuk KA-EN 3B
KA-EN MG3
Indikasi :
  1. Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan oral terbatas
  2. Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)
  3. Mensuplai kalium 20 mEq/L
  4. Rumatan untuk kasus dimana suplemen NPC dibutuhkan 400 kcal/L
KA-EN 4A
Indikasi :
  1. Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak
  2. Tanpa kandungan kalium, sehingga dapat diberikan pada pasien dengan berbagai kadar konsentrasi kalium serum normal
  3. Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik
Komposisi (per 1000 ml):
  • Na 30 mEq/L
  • K 0 mEq/L
  • Cl 20 mEq/L
  • Laktat 10 mEq/L
  • Glukosa 40 gr/L
KA-EN 4B
Indikasi:
  1. Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak usia kurang 3 tahun
  2. Mensuplai 8 mEq/L kalium pada pasien sehingga meminimalkan risiko hipokalemia
  3. Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik
Komposisi:
  • Na 30 mEq/L
  • K 8 mEq/L
  • Cl 28 mEq/L
  • Laktat 10 mEq/L
  • Glukosa 37,5 gr/L
Otsu-NS
Indikasi:
  1. Untuk resusitasi
  2. Kehilangan Na > Cl, misal diare
  3. Sindrom yang berkaitan dengan kehilangan natrium (asidosis diabetikum, insufisiensi adrenokortikal, luka bakar)
Otsu-RL
Indikasi:
  1. Resusitasi
  2. Suplai ion bikarbonat
  3. Asidosis metabolik
MARTOS-10
Indikasi:
  1. Suplai air dan karbohidrat secara parenteral pada penderita diabetik
  2. Keadaan kritis lain yang membutuhkan nutrisi eksogen seperti tumor, infeksi berat, stres berat dan defisiensi protein
  3. Dosis: 0,3 gr/kg BB/jam
  4. Mengandung 400 kcal/L
AMIPAREN
Indikasi:
  1. Stres metabolik berat
  2. Luka bakar
  3. Infeksi berat
  4. Kwasiokor
  5. Pasca operasi
  6. Total Parenteral Nutrition
  7. Dosis dewasa 100 ml selama 60 menit
AMINOVEL-600
Indikasi:
  1. Nutrisi tambahan pada gangguan saluran GI
  2. Penderita GI yang dipuasakan
  3. Kebutuhan metabolik yang meningkat (misal luka bakar, trauma dan pasca operasi)
  4. Stres metabolik sedang
  5. Dosis dewasa 500 ml selama 4-6 jam (20-30 tpm)

PAN-AMIN G
Indikasi:
  1. Suplai asam amino pada hiponatremia dan stres metabolik ringan
  2. Nitrisi dini pasca operasi
  3. Tifoid

manfaat obat asam mefenamat

Asam Mefenamat

Pengertian Asam Mefenamat

Asam mefenamat merupakan salah satu jenis obat anti inflamasi non-steroid. Obat ini berfungsi meredakan rasa sakit tingkat ringan hingga menengah, serta mengurangi inflamasi atau peradangan.
alodokter-asam-mefenamat
Contoh rasa sakit akibat inflamasi yang umumnya dapat diatasi dengan asam mefenamat adalah artritis, nyeri menstruasi, serta nyeri setelah operasi. Selain mengatasi nyeri menstruasi, obat ini juga dapat digunakan untuk mengurangi volume pendarahan yang parah saat menstruasi.
Asam mefenamat berfungsi menghambat enzim yang memroduksi prostaglandin. Prostaglandin adalah senyawa yang dilepas tubuh dan menyebabkan rasa sakit serta inflamasi. Dengan menghalangi produksi prostaglandin, asam mefenamat akan mengurangi rasa sakit dan inflamasi.

Tentang Asam Mefenamat

Jenis obatAnti inflamasi non-steroid
GolonganObat resep
ManfaatMeredakan rasa sakit dan inflamasi
Dikonsumsi olehDewasa dan anak-anak di atas 12 tahun
BentukTablet, kapsul, obat cair yang diminum
Asam mefenamat tersedia dalam berbagai merek dan dapat digunakan dalam bentuk tablet serta obat cair yang diminum. Tetapi penggunaannya harus dengan resep dokter.
Peringatan:
  • Bagi wanita yang sedang hamil dan menyusui, sesuaikan dengan anjuran dokter.
  • Obat ini mengurangi kesuburan seseorang sehingga sebaiknya dihindari bagi mereka yang sedang berencana untuk hamil.
  • Harap waspada dengan penggunaan asam mefenamat jika berusia di atas 65 tahun.
  • Dikonsumsi setelah makan atau dengan camilan.
  • Jika mengonsumsi obat ini, sebaiknya tidak mengemudi atau mengoperasikan alat berat karena obat ini bisa menyebabkan rasa kantuk.
  • Harap berhati-hati jika menderita tukak lambung, inflamasi usus, asma, anemia, edema, alergi terhadap obat anti inflamasi non-steroid (misalnya, aspirin dan ibuprofen), gangguan hati, gangguan ginjal, penyakit jantung, gangguan penggumpalan darah, hipertensi, epilepsi, lupus, pofiria, serta pernah menjalani operasi jantung.
  • Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Dosis:
Obat ini umumnya dikonsumsi sebanyak 500 mg sebanyak tiga kali sehari. Dosis asam mefenamat tergantung kepada tingkat keparahan rasa sakit serta respons tubuh terhadap obat.
Penggunaan asam mefenamat khusunya untuk manula berusia di atas 65 tahun sebaiknya dilakukan di bawah pengawasan dokter.

Mengonsumsi Asam Mefenamat dengan Benar

Gunakanlah asam mefenamatsesuai anjuran dokter dan jangan lupa untuk membaca keterangan pada kemasan.
Asam mefenamatsebaiknya dikonsumsi sesudah makan atau dengan cemilan untuk mencegah efek samping. Pasien juga dianjurkan berhenti atau mengurangi rokok dan konsumsi minuman keras selama mengonsumsi obat ini agar dapat mengurangi risiko efek samping pendarahan pada lambung.
Untuk mengatasi nyeri menstruasi, dokter biasa menyarankan pasien untuk mengonsumsi obat ini sejak hari pertama menstruasi atau saat nyeri menstruasi muncul. Pasien umumnya mengonsumsi obat ini selama 2-3 hari pertama menstruasi.
Obat ini umumnya hanya diberikan untuk konsumsi dalam waktu singkat. Pasien disarankan untuk memeriksakan diri secara rutin ke dokter, terutama jika membutuhkan konsumsi asam mefenamat untuk jangka panjang.
Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya. Usahakan untuk mengonsumsi asam mefenamat pada jam yang sama tiap hari untuk memaksimalisasi efeknya.
Bagi pasien yang lupa mengonsumsi asam mefenamat, disarankan segera meminumnya begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan menggandakan dosis obat pada jadwal berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewat.

Kenali Efek Samping dan Bahaya Asam Mefenamat

Sama seperti obat-obat lain, asam mefenamat juga berpotensi menyebabkan efek samping. Beberapa efek samping yang umum terjadi saat mengonsumsi obat ini adalah:
  • Nyeri ulu hati
  • Gangguan pencernaan
  • Tidak nafsu makan
  • Mual dan muntah
  • Sakit kepala
  • Mengantuk dan kelelahan
Segera hentikan pemakaian obat dan temui dokter jika Anda mengalami efek samping yang lebih serius seperti sariawan, diare, tinja berwarna hitam atau berdarah, dan muntah darah.

Kamis, 12 Maret 2015

obat paten

OBAT PATEN :
Adalah hak paten yang diberikan kepada industri farmasi pada obat baru yang ditemukannya berdasarkan riset Industri farmasi tersebut diberi hak paten untuk memproduksi dan memasarkannya, setelah melalui berbagaii tahapan uji klinis sesuai aturan yang telah ditetapkan secara internasional. Obat yang telah diberi hak paten tersebut tidak boleh diproduksi dan dipasarkan dengan nama generik oleh industri farmasi lain tanpa izin pemilik hak paten selama masih dalam masa hak paten.
Berdasarkan UU No 14 tahun 2001, tentang Paten, masa hak paten berlaku 20 tahun (pasal 8 ayat 1) dan bisa juga 10 tahun (pasal 9). Contoh yang cukup populer adalah Norvask. Kandungan Norvask ( aslinya Norvasc) adalah amlodipine besylate, untuk obat antihipertensi. Pemilik hak paten adalah Pfizer. Ketika masih dalam masa hak paten (sebelum 2007), hanya Pfizer yang boleh memproduksi dan memasarkan amlodipine. Bisa dibayangkan, produsen tanpa saingan. Harganya luar biasa mahal. Biaya riset, biaya produksi, biaya promosi dan biaya-biaya lain (termasuk berbagai bentuk upeti kepada pihak-pihak terkait), semuanya dibebankan kepada pasien.
Setelah masa hak paten berakhir, barulah industri farmasi lain boleh memproduksi dan memasarkan amlodipine dengan berbagai merek. Amlodipine adalah nama generik dan merek-merek yang beredar dengan berbagai nama adalah obat generik bermerek. Bukan lagi obat paten, lha wong masa hak paten sudah berakhir. Anehnya, amlodipine dengan macam-macam merek dan kemasan harganya masih mahal, padahal yang generik haraganya sekitar 3 ribu per tablet.
OBAT GENERIK:
Adalah nama obat yang sama dengan zat aktif berkhasiat yang dikandungnya, sesuai nama resmi International Non Propietary Names yang telah di tetapkan dalam Farmakope Indonesia. Contohnya: Parasetamol, Antalgin, Asam Mefenamat, Amoksisilin, Cefadroxyl, Loratadine, Ketoconazole, Acyclovir, dan lain-lain. Obat-obat tersebut sama persis antara nama yang tertera di kemasan dengan kandungan zat aktifnya. (Obat jenis ini biasanya dibuat setelah masa hak paten dari suatu obat telah berakhir dan menggunakan nama dagang sesuai dengan nama asli zat kimia yang dikandungnya)
OBAT GENERIK BERMEREK:
Adalah obat generik tertentu yang diberi nama atau merek dagang sesuai kehendak produsen obat. Biasanya salah satu suku katanya mencerminkan nama produsennya. Contoh: natrium diklofenak (nama generik). Di pasaran memiliki berbagai nama merek dagang, misalnya: Voltaren, Voltadex, Klotaren, Voren, Divoltar, dan lain-lain.
Nah, jelaslah bahwa obat genrik bermerek yang selama ini dianggap obat paten sebenarnya adalah obat generik yang diberi merek dagang oleh masing-masing produsen obat. Dan jelas pula bahwa pengertian paten adalah hak paten, bukan ampuh hanya karena mahal dan kemasannya menarik.
PERBANDINGAN
Dari sekilas penjelasan di atas, nampaklah bahwa khasiat zat aktif antara obat generik dan obat generik bermerek adalah sama sejauh kualitas bahan dasarnya sama. Contoh: misalnya saja penjenengan punya pabrik obat bernama cakmoki farma, yang memproduksi Natriun diklofenak dalam 2 produk. Yang satu obat generik, namanya otomatis Natrium diklofenak dengan nama produsen cakmoki farma. Adapun produk obat generik bermerek menggunakan nama yang dipertimbangkan agar mudah laku di pasaran, misalnya saja mokivoltar. Otomatis kualitas khasiat kedua obat Natrium diklofenak yang diproduksi cakmoki farma sama saja, soalnya membeli bahan dasar dari tempat yang sama dengan kualitas yang sama pula. Bedanya hanya pada nama, kemasan dan tentunya harga. Yang satu Natrium diklofenak generik dengan harga yang sudah ditetapkan sesuai peraturan dan satunya mokivoltar dengan harga lebih mahal, sesuai pangsa pasar dan segala lika-likunya. :P
Mengapa harga obat generik jauh lebih murah ketimbang obat generik bermerek ? Sebagaimana contoh di atas, Natrium diklofenak 50 mg, para produsen obat yang memproduksinya menggunakan nama generik yang sama, yakni Natrium diklofenak dengan label generik. Tanpa promosi, tanpa upeti dan tanpa biaya-biaya non produksi lainnya. Harganya sudah ditetapkan, yakni HNA (Harga Netto Apotek) plus PPN = Rp 10.884,- berisi 50 tablet dan HET (Harga Eceran Tertinggi) = Rp 13.605,- sebagaimana diatur Kepmenkes No.HK.03.01/Menkes/146/I/2010. Artinya, harga per tablet Natrium diklofenak 50 mg gak akan lebih dari Rp 272,- per tablet, siapapun produsennya. Tidak bisa diotak-atik lagi. Itu sebabnya harga obat generik jauh lebih murah ketimbang obat generik bermerek.
Masih banyak pertanyaan serta opini seputar obat generik dan obat bermerek, terutama terkait kualitas dan harganya.
Akhirnya, tak ada salahnya kita belajar kepada negara lain yang telah mapan dalam memberikan informasi terbuka kepada khalayak, misalnya India, agar bangsa Indonesia lebih memahami seluk beluk obat dan berhak menentukan pilihan sesuai situasi dan kondisi masing-masing pengguna jasa layanan kesehatan.
Tulisan ini bersumber dari sini
Semoga dapat menambah pengetahuan kita tentang Obat.

Senin, 09 Februari 2015

obat keras

Farmakologi – Macam-macam Obat Keras

Standar
Lambang Obat Keras
BIROPYRON®
Kaplet Salut Selaput
KOMPOSISI :
Tiap Kaplet salut selaput mengandung :
Methampyrone ……………………………….. 500 mg
Thiamine HCL …………………………………..   50 mg
Pyridocine HCL ………………………………… 100 mg
Cyanocobalamine ……………………………. 100 mcg
INDIKASI :
Meringankan rasa sakit yang disebabkan oleh neuritis dan neuralgia.

KONTRA INDIKASI :
  • Penderita hipersensitif
  • Wanita hamil dan menyusui
  • Penderita dengan tekanan darah sistolik <100 mm Hg

EFEK SAMPING :
Reaksi hipersensitif pada kulit, misalnya kemerahan dan agranulositosis.

DOSIS :
1 kaplet 3 x sehari.

PERINGATAN DAN PERHATIAN :
  • Tidak untuk mengobati sakit otot pada gejala-gejala flu dan tidak untuk mengobati rematik, lumbago, sakit punggung, bursitis, sindroma bahu lengan.
  • Karena dapat menimbulkan agranulositosis dan berakibat fatal, maka sebaiknya tidak digunakan dalam waktu panjang dan terus menerus.
  • Hati-hati pada penderita yang pernah mengalami gangguan pembentukan darah/ kelainan darah, gangguan fungsi hati atau ginjal dan darah pada penggunaan yang lebih lama dari penggunaan untuk mengatasi rasa sakit akut.
  • Pada pemakaian jangka lama dapat timbul sindrom neuropathy yang akan berangsur hilang bila pengobatan dihentikan.
KEMASAN :
Dus isi 10 Strip @ 10 Kaplet
No. Reg. DKL 0231406809A2
Botol isi 1.000 Kaplet
No. Reg. DKL0231406809A1
SIMPAN PADA SUHU KAMAR (25-30)°C
DAN TERLINDUNG DARI CAHAYA

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

BMF
PT. BIMA MITRA FARMA
TANGERANG – INDONESIA
 Lambang Obat Keras
DEXTEEM PLUS TABLET
DEXCHLORPHENIRAMINE MALEATE,
DEXAMETHASONE

KOMPOSISI :
Tiap tablet Dexteem Plus mengandung :
Dexchlorpheniramine Maleat                       2    mg
Dexamethasone Micronized                         0,5 mg
FARMAKOLOGI :
Dexteem Plus merupakan kombinasi Dexchlorpheniramine Maleat dengan Dexamethasone yang mempunyai daya anti inflamasi antiallergi dan antihistamin.
  • Dexchlorpheniramine Maleat merupakan suatu antihistamin yang bekerja dengan cara menghambat pelepasan histamin dan mediator-mediator inflamatory yang lain dari mast cells dan Basofil.
  • Dexamethasone merupakan suatu kortikosteroid yang bekerja dengan mempengaruhi kecepatan sintesis protein. Molekul hormon memasuki sel jaringan yang responsif melalui membran plasma secara difusi pasif, kemudian bereaksi dengan reseptor protein yang spesifik dalam sitoplasma sel jaringan dan membentuk kompleks reseptor-streroid, kompleks ini mengalami perubahan konformasi, lalu bergerak menuju nukleus dan berikatan dengan kromatin. Ikatan ini menstimulasi transkripsi RNA dan sintesis protein spesifik. Induksi sintesis protein ini merupakan perantara efek fisiologik steroid.
INDIKASI :
Dexteem Plus berguna untuk mengatasi :
  • Kasus alergi dimana diperlukan terapi dengan kortikosteroid.
KONTRA INDIKASI :
  • Penderita yang hipersensitif terhadap komponen dalam Dexteem Plus atau obat-obat dengan struktur kimia yang serupa.
  • Bayi yang baru lahir dan prematur.
  • Penderita dengan infeksi jamur sistemik.
  • Penderita yang sedang mengalami terapi penghambat monoamine oksidase (MAO).
  • Penderita tukak lambung aktif, Herpes simplex pada mata.
DOSIS :
Dewasa dan anak diatas 12 tahun: Dosis awal 1 tablet setiap 4-6 jam sehari sesudah makan dan sebelum tidur.
EFEK SAMPING :
  • Seperti halnya kortikosteroid lainnya a.l. gangguan keseimbangan elektriolit, muskuloskeletal, opthalmik, metabolik dan psikiatrik, dermatologik, endokrin dan saluran pencernaan.
  • Seperti halnya antihistamin lainnya a.l. rasa kantuk yang ringan, mulut, hidung dan tenggorokan kering, retensi urinaria, gangguan gastrointestinal, sedasi, dizziness dan vertigo.
PERHATIAN/ PERINGATAN :
  • Hati-hati bila digunakan pada penderita glaucoma, riwayat tukak lambung yang aktif atau kronis, hipertensi, osteoporosis, miastenia gravis, epilepsi, payah jantung, penderita dengan riwayat ulceratif kolitis, prostatism.
  • Bila diberikan pada penderita diabetes perlu penyesuaian dosis dari obat anti diabetik.
  • Dexamethasone dapat menambah napsu makan sehingga dapat menambah berat badan.
  • Hati-hati bila digunakan pada penderita yan melakukan aktivitas yang memerlukan kewaspadaan, karena dapat menimbulkan rasa kantuk.
  • Pemakaian bersama alkohol, antidepresan trisiklik; barbiturat atau depresan SSP lainnya dapat mempotensiasi efek sedasi dari Dexteem Plus.
  • Tidak dianjurkan pemakaian pada wanita hamil dan menyusui karena keamanannya belum diketahui dengan pasti.
  • Pada penggunaan jangka panjang hindari penghentian secara tiba-tiba.
  • Pemakaian obat ini dapat menekan gejala-gejala klinis dari suatu penyakit.
INTERAKSI OBAT :
  • Pemakaian bersama antikoagulan dapat menaikkan atau menurunkan waktu protrombin. Dengan diuretik pendepresi kalium dapat meningkatkan resiko hipokalemia.
  • Pemakaian bersama-sama dengan :
–          Rifampicin, karbamazepin, fenobarbital, fenitoin, primidon, aminoglutetimid, barbital, mempercepat metabolisme dari kortikosteroid, (menurunkan efek).
–          Antidiabetik : antagonis terhadap efek hipoglikemia.
–          Pemakaian kortikosteroid dosis tinggi dengan fenoterol, pirbuterol, reproterol, rimiterol, ritodril, salbutamol.
–          Antihipertensi : antagonis terhadap efek hipotensi.

CARA PENYIMPANAN :
Simpan pada suhu di bawah 30° C, terlindung dari cahaya.

Kemasan : Botol berisi 500 tablet.
Doos berisi 10 strip @ 10 tablet.
No. Reg. : DKL 9306409410 A1
HARUS DENGAN RESEP DOKTER.

PT. ERLIMPEX
Semarang – Indonesia
1006.1701/M01-02
 Lambang Obat Keras
NOPERTEN®
Tablet

Komposisi :
NOPERTEN®  5 mg
Tiap tablet mengandung :
Lisinopril                               5 mg
NOPERTEN®  10 mg
Tiap tablet mengandung :
Lisinopril                               10 mg
FARMAKOLOGI :
Lisinopril adalah penghambat Angiotensin Converting Enzyme (ACE) dan penghambat angiotensis II, suatu vasokonstriktor yang kuat.
Lisinopril mengatur mekanisme fisiologik yang spesifik, yakni sistem renin-angiotensin-aldosteron, yang berperan dalam pengaturan tekanan darah. Awal kerjanya mulai dalam waktu 2 jam setelah pemberian per oral, efek puncak tercapai kerjanya mulai dalam waktu 2 jam setelah pemberian per oral, efek puncak tercapai 7 jam setelah dosis per oral dan efek berlanjut selama 24 jam setelah dosis tunggal harian.
Data memperlihatkan efeknya tidak lenyap selama terapi jangka lama. Peninggian tekanan darah secara tiba-tiba tidak terjadi bila pengobatan dengan penghambatan ACE dihentikan secara mendadak.
Penderita payah jantung kongestif yang diobati dengan lisinopril mendapat keuntungan khususnya dari pengurangan beban hulu (pre load) dan beban hilir (after load) dari jantung, yang terlibat sebagai peningkatan curah jantung, tanpa disertai refleks takikardia.
Lisinopril tidak ada dan diekskresikan dalam bentuk yang tidak berubah/ ke dalam urin.
Lisinopril memperkecil kemungkinan timbulnya hipokalemia dan hiperurisemia akibat pemakaian tiazid.
INDIKASI :
NOPERTEN® adalah penghambat Angiotensin Converting Enzyme yang diindikasikan untuk :
  • Pengobatan hipertensi tingkat sedang hingga berat. Dapat digunakan sendiri atau bersama dengan obat antihipertensi lain.
  • Pengobatan payah jantung kongesif sebagai terapi tambahan disamping diuretik, dan bila perlu dengan digitalis.

KONTRAINDIKASI :
NOPERTEN® tidak boleh diberikan pada orang yang sensitif terhadap lisinopril. Pada penderita yang secara historis dapat menyebabkan angioedema sebagai akibat pengobatan sebelumnya dengan obat penghambat Angiotensin Converting Enzym.

DOSIS :
Dewasa
  • Hipertensi :
Dosis awal, oral 10 mg sekali sehari.
Dosis pemeliharaan, oral 10-20 mg sekali sehari.
Dosis ini dapat ditingkatkan sesuai dengan respon klinisnya maksimum 40 mg sehari.
Bila penderita diobati dengan diuretik, terapi dapat dimulai setelah diuretik dihentikan selama 2-3 hari.
Pada penderita yang pemberian diuretiknya tidak dapat dihentikan dianjurkan dengan memberi dosis awal lisinopril 5 mg.
Penderita hipertensi renovaskular dapat memperlihatkan respon yang berlebihan terhadap lisinopril. Sebab itu dianjurkan dosis awal 1,5-5 mg kemudian dapat disesuaikan dengan respon tekanan darahnya.
  • Payah jantung kongestif :
Dosis awal, oral 2,5 mg per hati, dosis dapat disesuaikan dengan respon klinisnya.
Dosis pemeliharaan , oral 5-20 mg diberikan sekali sehari dalam dosis tunggal.
Dosis pada penderita insufisisensi ginjal, berdasarkan bersihan kreatinin :
Bersihan kreatinin
Dosis Awal
< 70 > 30 ml/menit
5-10 mg/hari
< 30 > 10 ml/menit
2,5-5 mg/hari
< 10 ml/menit
2,5 mg/hari
(Termasuk penderita yang sedang didialisa).
  • Besar dosis dan atau frekuensi pemberian harus disesuaikan dengan besarnya respon penurunan tekanan darah.
Anak-anak :
Tidak dianjurkan penggunaannya pada anak-anak.
EFEK SAMPING :
  • Hipotensis dapat muncul menyertai ACE inhibitor, kelihatannya ini muncul pada kelompok tertentu.
  • Oedema angioneurotik pada muka, tungkai, bibir, lidah, glottis dan/atau larynx pernah dilaporkan walaupun jarang, pada penderita yang diobati dengan ACE inhibitor, termasuk lisinopril. Pada kasus-kasus seperti itu, NOPERTEN® harus dihentikan segera dan penderita diperhatikan secara cermat sampai pmbengkakan hilang. Pada kasus-kasus dimana pembengkakakn berlanjut ke muka dan bibir pada umunya keadaan ini mereda sendiri tanpa pengobatan, walaupun antihistamin juga berguna untuk meringankan gejala.
  • Oedema angioneurotik yang disertai oederma larynx dapat mematikan. Bila ada keterlibatan lidah, glottis atau larynx dapat mematikan. Saluran udara, adrenalin 1:1000 (0,3-0,5 ml) yang diberikan secara subkutan harus segera diberikan, begitu pula terapi lain yang diperlukan.
  • Reaksi hipersensitivitas lain yang mencakup urtikaria telah dilaporkan. Secara keseluruhan, melalui uji klinik, terbukti NOPERTEN® dapat diteria dengan baik oleh penderita.
Efek samping umumnya ringan dan bersifat sepintas. Pusing, sakit kepala, letih dan diare, batuk, nausea, ruam kulit, palpitasi, ortostatik, nyeri dada dan lelah telah dilaporkan, walaupun tidak sering. Infark myocard atau gangguan sirkulasi serebrovaskular yang mungkin teradi sebagai akibat dari hipotensi yang berlebihan pada penderita dengan resiko tinggi.
  • Takikardia.
  • Nyeri abdomen, mulut kering, hepatoseluler atau kolestatik ikterus.
  • Perubahan suasana perasaan (mood).
  • Perasaan bingung (mental confusion).
  • Diaforesis.
  • Uremia, oliguria, anuria, disfungsi ginjal, gagal ginjal akut, impoten.
  • Suatu komplek gejala telah dilaporkan meliputi: demam, vaskulitis, mialgia, atralgia/ arthtritis, eosinofilia dan lekositosis.PERINGATAN DAN PERHATIAN :
    • Pada penderita dengan volume cairannya sudah terkuras oleh diuretik, diet rendah garam, dialisis, diare atau muntah, karena pada penderita ini dapat timbul gejala hipotensi pada dosis awal NOPERTEN®.
    • Pada penderita payah jantung kongestif dengan tekanan darah normal atau rendah, karena pemberian NOPERTEN®dapat menimbulkan penurunan tekanan darah lebih lanjut. bila hipotensi tersebut menimbulkan keluhan perlu dilakukan pengurangan dosis atau penghentian NOPERTEN®.
    • Belum ada penelitian penggunaan pada wanita hamil dan anak-anak.
    • Morbiditas dan mortalitas pada fetus dan neonatus.
    Pemakaian obat penghambat ACE pada kehamilan dapat menyebabkan gangguan/ kelainan organ pada fetus atau neonatus, bahkan dapat menyebabkan kematian fetus dan neonatus.
    Apabila pada pemakaian obat ini ternyata wanita itu hamil, maka pemakaian obat harus segara di hentikan.
    • pada kehamilan trisemester II dan III dapat menimbulkan antara lain hipotensi, hipoplasia-tengkorak neonatus, anuria, gagal ginjal reversibel atau irreversibel dan kematian. Juga dapat terjadi oligohidramnion, deformasi kranio fasial, perkembangan retardasi, intrauteri, paten duktus arteriosus.
    • Bayi dengan riwayat dimana selama didalam kandungan ibunya mendapat pengobatan penghambat ACE harus diobservasi intensif tentang kemungkinan terjadi hipotensi, oliguria dan hiperkalemia.
    • Hati-hati pemberian pada ibu menyusui.
    • Bila di berikan bersama diuretik, kadang terjadi hipotensi berlebihan.
    INTERAKSI OBAT :
    Bila diberikan bersama diuretik yang boros kalium cinderung terjadi hipokalemia. Jangan diberikan bersama antiinflamasi analgetik non steroid terutama indometasin karena dapat mengurangi khasiat antihipertensi dari NOPERTEN®. Jangan diberikan pada penderita gagal ginjal karena lisinopril dapat menaikkan kadar kalium plasma.
    Pemberian NOPERTEN® bersama suplemen kalium atau diuretik hemat kalium tidak dianjurkan, terutama pada penderita gangguan fungsi ginjal, karena dapat berakibat pada peningkatan kadar kalium serum yang nyata.
    KEMASAN DAN NOMOR REGISTRASI :
    NOPERTEN®   5 mg : Kotak, 5 strip @ 6 tablet, DKL9305012510A1
    NOPERTEN® 10 mg : Kotak, 5 strip @ 6 tablet, DKL9305012510A2
    HARUS DENGAN RESEP DOKTER
    SIMPAN PADA SUHU DI BAWAH 30°C, TERLINDUNG DARI CAHAYA.

Macam-Macam Antibiotik

obat antibiotics

Obat AntiBiotik & Fungsinya

Assalamu alaikum,
Mau tanya dok?
Apa perbedaan antibiotik:
- amoxicillin
- ciprofloxacin
- cefixime
- metronidazole
Dan apa fungsi masing-masing.
Trim’s
Jawaban:
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh.
Terima kasih atas pertanyaan yang Saudara berikan kepada kami.
Obat antibiotik merupakan jenis obat antibakterial dan memiliki beragam jenis dan fungsi. Sedikit yang dapat kami paparkan mengenai jenis-jenis antibiotik yang ditanyakan adalah:
– Amoksisilin, berasal dari kelas obat penisilin. Secara umum, antibiotik ini berspektrum luas, yakni berfungsi untuk mengobati infeksi bakteri gram positif dan gram negatif. Tergantung dari jenis bakterinya, amoksisilin banyak digunakan antara lain untuk terapi infeksi saluran pernafasan bawah, infeksi telinga-hidung-tenggorokan, saluran kemih, gonorrhea, peradangan lambung akibat infeksi bakteri H.pylori, infeksi kulit dan organ pendukungnya, antraks, klamidia, dan penyakit Lyme.
– Ciprofloxacin, berasal dari kelas obat fluoroquinolon. Juga merupakan antibiotik spektrum luas. Penggunaanya biasanya ditujukan untuk mengatasi infeksi yang lebih serius. Ciprofloxacin antara lain digunakan untuk infeksi organ dalam perut (intra abdomen), infeksi tulang dan sendi, infeksi gonokokkus pada uretra dan leher rahim, infeksi saluran nafas bawah, infeksi kulit dan organ pendukungnya, infeksi saluran kemih, diare infeksius, dan pneumonia nosokomial (didapat saat perawatan di rumah sakit).
– Cefixime, berasal dari kelas obat cephalosphorin, generasi ketiga. Juga merupakan antibiotik spektrum luas. Beberapa kondisi dimana cefixime menjadi pilihan terapi antara lain bronkitis akut, pemburukan pada bronkitis kronis, penyakit menular seksual, gonorrhea tanpa komplikasi, peradangan pada tonsil dan faring, infeksi saluran kemih tanpa komplikasi.
– Metronidazole, memiliki sifat antibakteri juga antiprotozoa seperti amoeba dan trikomonas. Obat ini efektif melawan infeksi bakteri anaerob obligat, seperti pada infeksi bakteri di daerah vagina, infeksi menular seksual, infeksi panggul bagian dalam (pelvis), infeksi di daerah usus besar dan rektum paska operasi, infeksi uretra non gonorrhea, maupun infeksi jaringan lunak dalam tubuh lainnya.
Meskipun sama-sama memiliki spektrum terapi yang luas, namun pemilihan jenis obat yang mana yang akan digunakan untuk suatu penyakit, masih perlu mempertimbangkan faktor lain, seperti keadaan pasien, kerentanan jenis bakteri yang menginfeksi terhadap antibiotik-antibiotik yang ada, ada tidaknya kontraindikasi pada pasien, rekomendasi ahli, dsb.
Semoga bermanfaat.